Jumat, 07 Maret 2014

selembar saputangan prolog



SELEMBAR SAPUTANGAN....???

Prolog

Ada beberapa hal di dunia ini yang tak bisa ditebak alurnya, meskipun kita sudah merencanakan semua detail. Bahkan usaha terkeras sekalipun akan sia-sia jika kita masih berusaha merubah apa yang sudah seharusnya terjadi. Mungkin terkadang itu lebih baik bagi kita. Hanya saja kita tak menyadari akan semua itu. Sampai semuanya sudah terlanjur terjadi.
“Aku harus pergi...,” katanya dengan ketenangan yang semakin dia tunjukkan semakin dia menghancurkanku. “Mungkin ini akan sulit. Tapi...”
“Aku tak akan menunggumu. Sebaiknya kau pergi,” aku berpaling darinya. Ini yang terakhir. Aku tak mau mendapat belas kasihan darinya. Apalagi harapan palsu dan janji-janji palsu yang dia buat.
Aku akan pergi? Hanya itu yang aku butuhkan... kalau kau memang bukanlah untukku. Semuanya telah sirnah. 5 tahun perjuangan itu sia-sia.
Dia bilang mungkin? Kenyataannya akan sangat sulit. Bahkan melebihi pasti sangat-sangat sulit. Aku tak yakin lagi. Apalagi yang akan pergi dari hidupku. Sanggupkah aku kehilangan lagi.
Kini tak kan ada lagi yang tersisa dari duniaku saat itu. Kehilangan dia, di saat aku sangat membutuhkan kehadirannya melebihi siapapun itu sugguh mengenaskan. Nanti apalagi...???
Aku meninggalkannya secepat mungkin. Aku harus cepat menjauh darinya. Kalau aku masih ingin bertahan. Siapa yang kubohongi.... diri sendiri. Aku sungguh tak sanggup bertahan. Tak ada yang berubah menjadi lebih baik. Tapi kehancuranku mungkin akan lebih ringan jika aku melepaskan dia. Bukannya menambah beban hidupnya yang memang sudah sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar